Cerita mengenai Kerajaan Medang Kamulan merupakan kisah kerajaan yang memiliki banyak pesan positif untuk kehidupan di masa sekarang. Kerajaan ini mampu berjaya dan berkuasa dengan jangkauan wilayah yang cukup luas di Pulau Jawa. Sejarah Medang Kamulan Kerajaan ini mulai berdiri sejak abad ke-8 yang masih berkaitan erat dengan Kerajaan Mataram Kuno. Medang Kamulan sendiri didirikan oleh sosok bangsawan Mataram Kuno bernama Mpu Sindok. Beliau memiliki gelar Kerajaan Rakryan Mapatih Hino Kerajaan Medang Kamulan tepat dibangun ketika Mataram Kuno runtuh. Dikarenakan Mpu Sindok menginginkan adanya kerajaan baru, maka beliau mendirikan Medang Kamulan. Dinasti yang berkuasa selama masa pemerintahan Mpu Sindok disebut Wangsa Isyana. Kelangsungan Medang Kamulan diteruskan oleh keturunan langsung Mpu Sindok dan kerajaan ini hanya memiliki 5 pemimpin saja selama berkuasa. Namun, ada sedikit perbedaan pendapat tentang asal usul Medang Kamulan yakni kerajaan ini adalah lanjutan Kerajaan Jenggala. Sedangkan beberapa ahli sejarah lainnya sangat meyakini jika Medang Kamulan lanjutan dari Kerajaan Mataram Hindu/Kuno Silsilah Raja-Raja Kerajaan Medang Kamulan Berikut silsilah raja-raja penguasa Mataram Kuno dari tahun hingga 1. Mpu Sindok Berdirinya Kerajaan Medang Kamulan tidak terlepas dari sosok Mpu Sindok. Berkat jasa beliaulah kerajaan ini berjaya dan melahirkan peradaban luar biasa. Mpu Sindok sendiri juga menjadi raja pertama yang memimpin Medang Kamulan. Masa pemerintahan beliau berlangsung selama 20 tahun dan mengalami perkembangan cukup pesat. Mpu Sindok merupakan seorang sastrawan ulung yang telah menghasilkan beberapa karangan tulisan. 2. Raja Sri Isyana Tunggawijaya Pemerintahan Medang Kamulan dilanjutkan oleh anak dari Mpu Sindok bernama Raja Sri Isyana Tunggawijaya. Beliau menjadi raja pertama dan satu-satunya pemimpin Medang Kamulan yang berjenis kelamin perempuan. 3. Sri Makutawangsawardhana Setelah masa pemerintahan Sri Isyana berakhir, raja penggantinya yang meneruskan kejayaan Medang Kamulana adalah Sri Makutawangsawardhana. Beliau ini tidak lain adalah putra Ratu Sri Isyana. Karena sistem politik kerajaan yang menganut garis keturunan, maka yang berhak meneruskan tahta Kerajaan Medang Kamulan adalah anak Sri Makuta. Beliau memiliki 1 orang putri bernama Mahendaradatta dan putra bernama Dharmawangsa Teguh. 4. Dharmawangsa Teguh Setelah Sri Makuta wafat, Kerajaan Medang Kamulan beralih ke tangan Dharmawangsa Teguh. Selama masa pemerintahan beliau, kondisi ekonomi Medang Kamulan semakin ramai dan meningkat pesat. Hal inilah yang memicu rasa iri dari Kerajaan Sriwijaya. Dikarenakan keduanya saling bersaing untuk menjadi kerajaan paling makmur, akhirnya terjadilah perseteruan hingga peperangan. Peperangan ini juga sekaligus merebut wilayah kekuasaan. Raja Dharmawangsa sempat mengalami kemenangan sesaat, tetapi kekuatan Sriwijaya dan gempuran serangan yang terus menerus membuat kondisi Medang Kamulan tidak terkendali dan puncaknya adalah kematian Dharmawangsa. 5. Airlangga Raja Airlangga merupakan putra dari raja Bedahulu Bali, Raja Udayana dan seorang ibu dari Wangsa Isyana bernama Mahendratta. Ibu dari raja Airlangga masih memiliki darah keturunan Mpu Sindok Pendiri Medang Kamulan. Perjalanan Airlangga menjadi seorang raja tidak semudah yang dibayangkan. Ketika Medang Kamulan sedang berseteru dengan Kerajaan Sriwijaya, raja Dharmawangsa ikut tewas dalam peperangan. Di saat itu pula, Airlangga melangsungkan pernikahan dengan putri Dharmawangsa. Raja Airlangga pun memutuskan untuk kabur dan menyelamatkan diri terlebih dahulu bersama para pengikutnya. Berjalan dari hutan ke hutan hingga 3 tahun lamanya, beliau mendapat kabar jika Medang dikuasai orang-orang tidak bertanggung jawab. Dikarenakan beliau merasa sudah cukup dalam persembunyian, akhirnya Airlangga mengatur strategi untuk kembali merebut Medang. Tekad yang kuat dan strategi yang tepat membuat Kerajaan Medang Kamulan dikuasai kembali oleh raja Airlangga. Kehidupan Kerajaan Medang Kamulan dari Berbagai Jenis Bidang 1. Bidang Politik Kondisi politik yang ada di Medang Kamulan berprinsip untuk meneruskan takhta raja berdasarkan garis keturunan. Sepanjang kejayaannya, kerajaan ini memiliki 5 raja saja. Bahkan salah satu rajanya seorang wanita. Meskipun hanya dipimpin oleh 5 raja, tetapi kehidupan di Medang Kamulan termasuk sangat maju dan berkuasa cukup lama, serta wilayah kekuasaan cukup luas. Kejayaan Medang Kamulan ini dibuktikan dengan informasi dari beberapa prasasti. 2. Bidang Agama Sistem kepercayaan rakyat Medang Kamulan berawal dari Mpu Sindok. Beliau adalah keturunan Sanjaya yang memiliki menjadi penganut Hindu Siwa. Sehingga sudah pasti Kerajaan Medang masuk dalam kerajaan Hindu. Namun, ada beberapa informasi yang berasal dari prasasti peninggalan Medang Kamulan yang menyatakan jika Raja Airlangga menganut Hindu Waisnawa atau Wisnu. Bukti yang memperkuat informasi adalah adalah adanya arca Wisnu menaiki garuda. Jika memang benar, maka Medang Kamulan yang semula menganut agama Hindu Siwa berubah menjadi Hindu Waisnawa. Sebelum Airlangga lengser, beliau juga membangun tempat untuk bertapa bernama Sanggramawijaya. 3. Bidang Ekonomi Kehidupan politik dan agama yang cukup damai juga membuat kondisi ekonomi Medang Kamulan sangat baik, khususnya di bidang perdagangan. Hasil laut juga melimpah, sehingga rakyat Medang Kamulan terbilang makmur dan menyenangkan. Karena perdagangan Medang Kamulan semakin dikenal, Kerajaan Sriwijaya merasa ingin menyaingi. Hingga akhirnya perseteruan pun tidak bisa dicegah dan terjadilah peperangan antara Kerajaan Sriwijaya dan Medang Kamulan. Kemenangan yang diraih Kerajaan Sriwijaya membuat kondisi ekonomi di Medang Kamulan semakin merosot dan hancur. Kehidupan rakyat mulai sengsara hingga keruntuhan Kerajaan Medang Kamulan terjadi. 4. Bidang Sosial Budaya Sang pendiri Kerajaan Medang Kamulan yakni Mpu Sindok sudah dikenal sebagai orang sastrawan. Beliau selalu menulis dan menyusun kitab suci agama Buddha, meskipun beliau memeluk agama Hindu. Hal tersebut membuktikan jika Mpu Sindok memang orang yang hebat dan peduli akan budaya. Sedangkan untuk raja terakhir, yakni Airlangga dikenal sebagai raja yang bijaksana dan selalu memperjuangkan nasib rakyatnya. Selain itu, beliau juga menghargai seluruh karya sastra para pujangga. Kepedulian tinggi yang diberikan Airlangga untuk rakyatnya, terlebih kepada para sastrawan, membuat Mpu Kanwa mampu menghasilkan karya luar biasa yang sangat populer hingga sekarang yaitu kisah Arjuna Wiwaha. Tidak hanya itu saja, ada pula cerita pewayangan Ramayana Mahabarata dan kesenian wayang kulit seperti yang pernah Anda lihat sampai sekarang ini. Melestarikan budaya wayang kulit juga berarti menjaga warisan leluhur dari Kerajaan Medang Kamulan. Bukti Peninggalan Kejayaan Medang Kamulan Bukti peninggalan dari Medang Kamulan sebagian besar berupa candi. Selebihnya ada beberapa prasasti yang menjadi sumber informasi cerita kemegahan Kerajaan Medang Kamulan di masa lampau. Peninggalan-peninggalan tersebut antara lain Situs Medang Candi Borobudur Candi Ratu Boko Candi Mendhut Prasasti Maniyasih/Kedu Prasasti Kalasan Prasasti Ratu Boko Candi Bima Candi Pawon Candi Sewu Candi Arjuna Candi Srikandi Candi Semar Candi Puntadewa Dari sekian banyak peninggalan yang ada, tentu beberapa di antaranya tidak sudah tidak asing di telinga bukan? Misalnya Candi Borobudur yang tetap berdiri megah hingga sekarang. Selain itu, candi-candi peninggalan Kerajaan Medang Kamulan lainnya yang sudah Anda kunjungi?
Kehidupansosial dan kehidupan ekonomi kerajaan medang sebagai berikut ini. Kehidupan sosial Kerajaan Medang: Pada masa pemerintahan MpuSindok kemudian Sri IsanaTunggawijaya termasuk masa yang damai. Tetapi, semenjak pemerintahan Dharmawangsa Teguh, politik Kerajaan Medang ini cenderung mengarah ke luar negeri.
Kerajaan Medang Kamulan โ Medang Kamulan merupakan kerajaan yang dibangun oleh Mpu Sindok dan terletak di Sungai Brantas yang memiliki ibukota Wantas Mas. Kerajaan tersebut merupakan kerajaan yang bercorak Hindu. Sejarah Kerajaan Medang Kamulan Sejarah Kerajaan Medang Kamulan Di mana letak Kerajaan Medang Kamulan? Kerajaan Medang Kamulan merupakan kerajaan yang berada di Jawa Timur, tepatnya pada abad ke-10 yang merupakan lanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno. Pada saat itu Kerajaan Kini memindahkan pusat kerajaannya, yang awalnya berada di Jawa Tengah pindah ke Jawa Timur. Mpu Sindok, merupakan pendiri kerajaan ini, beliau juga pendiri dari Dinasti Isyana yang kemudian menurunkan raja-raja di Medang. Penyebab Kerajaan Mataram Kuno memindahkan pusat kerajaannya adalah dikarenakan adanya letusan Gunung Merapi, sehingga mengakibatkan kerajaan yang harus dipindahkan ke Jawa Timur. Masa Kejayaan Kerajaan Medang Kamulan Masa Kejayaan Kerajaan Kerajaan Medang Kamulan mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Airlangga. Pengalaman Hidup dari Raja Airlangga sendiri telah di ceritakan di dalam kitab Arjuna Wiwaha yakni karya dari Mpu Kanwa. Kemudian setelah Raja Airlangga mencapai puncak kejayaannya, beliau memasuki masa Kependetaan. Sehingga tahta yang pada awalnya dipegang harus diserahkan kepada putri dari permaisuri. Tetapi putri lebih memilih untuk menjadi seorang petapa dengan gelar yang tersemat โRatu Gitu Putriโ. Karena hal tersebut terjadi akhirnya kerajaan diserahkan kepada kedua orang putra yang lahir dari selir Airlangga. Karena kerajaan Airlangga diserahkan kepada kedua orang putranya, kerajaan ini akhirnya dibagi menjadi dua bagian, yakni Kerajaan Jenggala dan juga Kerajaan Kediri Panjalu. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perang saudara. Kehidupan Kerajaan Medang Kamulan Kehidupan yang ada pada masyarakat Kerajaan Medang Kamulan dibagi menjadi 4 aspek yakni, Aspek Politik, Aspek Ekonomi, Aspek Agama dan Sosial. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing aspek yang ada! Contoh Kehidupan Kerajaan Kehidupan Bidang Politik Kerajaan Kerajaan Medang Kamulan merupakan kerajaan dengan kondisi politik yang berprinsip dengan meneruskan tahta dari raja-raja berdasarkan garis keturunannya. Dimana Kerajaan ini hanya memiliki 5 raja saja yang salah satunya termasuk seorang wanita. Tetapi meskipun hanya memiliki 5 orang raja saja, hal itu tampaknya tidak berdampak oleh Kerajaan Medang Kamulan, hal ini dikarenakan kerajaan tersebut terbilang kerajaan yang sangat maju dan bisa berkuasa dengan cukup lama beserta wilayah kekuasaan yang memang cukup luas. Kehidupan Bidang Ekonomi Kerajaan Medang Kamulan Kondisi ekonomi Kerajaan Medang Kamulan bisa dibilang berjalan dengan baik, apalagi pada bidang perdagangan. Bukan hanya itu, kerajaan juga mempunyai hasil laut yang melimpah. Sehingga masyarakat yang ada sangat makmur dan menyenangkan. Karena perdagangan yang semakin dikenal, hal ini menyebabkan adanya rasa iri dari Kerajaan Sriwijaya, dimana kerajaan tersebut berusaha untuk menyaingi kerajaan Medang Kamulan. Sehingga munculah peperangan yang terjadi. Peperangan tersebut dimenangkan oleh Kerajaan Sriwijaya dan membuat kondisi ekonomi yang berada di wilayah Medang semakin merosot dan jatuh. Kehidupan Bidang Agama Kerajaan Medang Kamulan Kerajaan Medang Kamulan merupakan kerajaan yang bercorak Hindu, hal inu karena sistem kepercayaan yang ada pada masyarakat berasal dari Mpu Sindok yang merupakan penganut Hindu Siwa. Tetapi ada beberapa informasi berdasarkan peninggalan prasasti dari Kerajaan Medang Kamulan, prasasti tersebut menyatakan bahwa Raja Airlangga merupakan raja yang menganut paham Hindu Waisnawa atau Wisnu. Hal ini juga diperkuat dengan adanya arca Wisnu menaiki Garuda. Sehingga jika memang pernyataan tersebut benar, maka dapat disimpulkan bahwa Kerajaan tersebut pada awalnya menganut agama Hindu Siwa menjadi Hindu Waisnawa. Kehidupan Bidang Sosial Budaya Kerajaan Medang Kamulan Mpu Sindok merupakan pendiri dari Kerajaan Medang Kamulan. Mpu Sindok sendiri sudah dikenal sebagai seorang sastrawan, hal ini dikarenakan beliau sudah banyak menulis dan juga menyusun kitab suci dari agama Buddha, meskipun ia merupakan pemeluk agama Hindu. Hal ini bisa dijadikan sebuah bukti bahwa ternyata Mpu Sindok merupakan orang yang selalu peduli akan budaya. Jika Mpu Sindok dikenal sebagai orang yang hebat dan peduli akan budaya, beda dengan Raja terakhir yakni Raja Airlangga, beliau merupakan sosok raja yang bijaksana dan selalu berusaha untuk memperjuangkan nasib rakyatnya. Beliau juga merupakan seseorang yang menghargai karya sastra para pujangga. Mpu Kanwa menulis kisah tentang Arjuna Wiwaha, hal ini dikarenakan melihat kepribadian dari raja Airlangga yang yang tinggi terhadap masyarakat dan juga para sastrawan. Sehingga munculah juga cerita pewayangan Ramayana Mahabarata dan juga kesenian wayang kulit. Raja Kerajaan Medang Kamulan Contoh Raja Kerajaan Siapa raja Kerajaan Medang Kamulan? Kerajaan Medang Kamulan juga dipimpin oleh beberapa orang yang pernah juga menjabat sebagai raja. Berikut ini merupakan daftar raja-raja dari Kerajaan Medang Kamulan. Silsilah Kerajaan Medang Kamulan Mpu Sindok Beliau merupakan pendiri dari kerajaan ini. Mpu Sindok pernah memerintah kerajaan selama kurang lebih 20 tahun dan pada saat itu juga pernah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Beliau juga merupakan sastrawan yang menghasilkan banyak karangan tulisan. Raja Sri Isyana Tunggawijaya. Beliau merupakan raja pertama dan satu-satunya yang pernah memimpin kerajaan Medang Kamulan dengan berjenis kelamin perempuan. Beliau merupakan anak dari Mpu Sindok. Sri Makuta Wangsa Wardhana Raja penerus setelah masa pemerintahan dari Sri Istana beralih ke pada Sri Makutawangsawardhana. Beliau merupakan putra dari Ratu Isyana. Dharmawangsa Teguh Kerajaan Medang selanjutnya adalah Dharmawangsa, beliau menggantikan Sri Makuta yang telah wafat. Pada saat masa kepemimpinan beliau, kondisi ekonomi Kerajaan menjadi semakin ramai dan juga meningkatkan secara pesat. Sehingga hal ini membuat kerajaan Sriwijaya merasa iri, sehingga menyebabkan adanya persaingan untuk menjadi kerajaan yang paling makmur, hingga munculah peperangan yang dimaksudkan untuk perebutan wilayah kekuasaan. Airlangga Airlangga merupakan penerus kerajaan setelah Dharmawangsa wafat. Beliau merupakan putra dari raja Bedahulu Bali, Raja Udayana dan juga seorang Ibu dari Wangsa Isyana yang mempunyai nama Mahendradatta. Perjalanan raja Airlangga menjadi seorang raja tidaklah berjalan dengan mulus. Pada saat Kerajaan Medang sedang melawan Kerajaan Sriwijaya, raja Airlangga melangsungkan pernikahan dengan putri Dharmawangsa. Raja tersebut memutuskan untuk kabur dan menyelamatkan diri dengan pengikutnya. Tetapi karena tekad yang kuat, Raja Airlangga berhasil menguasai kembali wilayah kerajaannya. Peninggalan Kerajaan Medang Kamulan Contoh Peninggalan Kerajaan Kerajaan Medang Kamulan juga meninggalkan beberapa bukti peninggalan-peninggalan yang ada Peninggalan-peninggalan Kerajaan Medang Kamulan Prasasti Mpu Sindok Prasasti Mpu Sindok merupakan Prasasti yang menceritakan tentang masa pemerintahan dari Mpu Sindok. Prasasti Tengaran Prasasti Tengaran merupakan prasasti yang dibuat pada sekitar 933 Masehi, prasasti tersebut menceritakan tentang Mpu Sindok memerintah bersama dengan Istrinya yang bernama Sri Wardhani Pu Kabin atau Rakryan Bawang. Prasasti Lor Prasasti Lor merupakan prasasti yang dibuat pada sekitar tahun 939 Masehi, prasasti tersebut menceritakan tentang perintah untuk membuat candi yang bernama Jayamrata dan juga Jayastambo yang terletak di Desa Antik Lodang untuk memperingati kemenangan dari Mpu Sindok. Prasasti Bangil Prasasti Bangil merupakan prasasti yang menceritakan tentang pembuatan candi yang digunakan untuk pemakaman ayahanda dari Mpu Sindok dan sang Permaisuri yakni Rakryan Bawang. Prasasti Calcutta Prasasti Calcutta merupakan prasasti yang menceritakan tentang awal mula dari silsilah dinasti isana sampai dengan zaman pemerintahan Airlangga. Penutup Demikian penjelasan tentang Kerajaan Medang Kamulan, pembahasan yang dimulai dari sejarah, masa kejayaan kerajaan, cerita tentang kehidupan masyarakat yang ada pada saat itu, silsilah raja dan juga peninggalan dari kerajaan Medang Kamulan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan bisa menambahkan wawasan buat kalian semua terutama pada bidang sejarah, karena sejarah bukan untuk dilupakan, tapi sejarah untuk dijaga dan dirawat! Kerajaan Medang KamulanSumber Refrensi Faktorlain yang menjadikan Sriwijaya menjadi kerajaan besar adalah kehidupan sosial masyarakatnya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan dan hasilnya Sriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Pada tahun 1017 M kerajaan Medang pada masa Dharmawangsa mengalami pralaya/kehancuranPada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai Sejarah Kerajaan Medang Kamulan secara singkat namun lengkap, serta Kehidupan Politik, sosial dan budaya serta kehancuran kerajaan Medang kamulan yang merupakan kelanjutan dari kerajaan mataram kuno, langsung saja di simak artikelnya di bawah ini ya. a. Masa Pemerintahan Mpu Sindok Raja pertama di Jawa Timur adalah Mpu Sindok Naik takhta tahun 929 M dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikramadharmotunggadewa, ia dianggap sebagai pendiri dinasti baru di Jawa timur, yaitu dinasti isna Berkuasa 929-1222 M. Dalam pemerintahannya ia dibantu oleh istrinya, Ibukota raja Isna terletak di lembah sungai Brantasi Pemerintahan mpu sindok tidak banyak diketahui, Namun ada beberapa prasasti yang menjelaskan bahwa pada masa pemerintahannya mpu sindok negara dalam keadaan aman dan tenteram, ia juga memberikan hadiah tanah untuk pemeliharaan bangunan-bangunan suci kepada desa-desa tempat bangunan desa itu berada. Bidang sastra mendapat perhatian, ia juga berusaha menghimpun kitab suci agama budha Tantrayana, Meskipun ia beragama hindu. Penggani Mpu sindok adalah anak perempuanya yaitu Sri Isanatunggawijaya, ia menikah dengan lokapala. Dari perkawinan ini lahir Makutawangsawardhana, yang kemudian menggantikan ibunda-nya. Pada masa pemerintahannya ini tidak banyak diketahui. Ia mempunyai seorang putri yang kemudian menikah dengan pangeran dari Bali, Yaitu Udayana. b. Masa Pemerintahan Dharmawangsa Pengganti Makutawangsawardhana sebagai Raja Medang adalah Sri Dharmawangsa Tguh Anantwikramotunggadewa pada tahun 990 M. Dharmawangsa mempunyai cita-cita tinggi dalam bidang politik, ilmu pengetahuan dan Perekonomian. Untuk menertibkan hukum dan keadilan, diperintahkannya untuk menyusun kita hukum yang berlaku di seluruh kerajaan. Pada waktu itu kitab-kitab ilmu pengetahuan menjadi monopoli mereka brahmana. Agar manfaat kitab-kitab yang penting seperti Barathayuda tersebar luas maka raja memerintahkan kitab itu disalin disadur ke dalam bahasa jawa kuno. Kitab Bratayudha diubah oleh pendeta Wyasa Kresna Dwipayana dalam 18 parwa, Yakni sebagai berikut ini Adiparwa, Yaitu tentang asal usul kehidupan para pandawa dan Kurawa pada waktu mereka masih kecil kanak-kanakSabhaparwa, Menceritakan tipu muslihat Kurawa yang berusaha memusnakan pandawa, Kurawa mengajak bermain dadu dan pandawa kalah, kemudian sebagai tebusannya pandawa harus pergi kehutan sebagai orang buangan selama 13 Berisi tentang kehidupan pandawa dalam masa pembuangan dihutan selama 13 berisi tentang penyamaran pandawa di kerajaan wirata dalam masa pembuangan selama 13 tahunUdyogapara, Berisi cerita tentang bahwa pada tahun ke-14 Pandawa kembali ke istana Indraprashta, yang kemudian diadakan perundingan dengan Kurawa. Dalam perundingan ini, pandawa diwakili kresna, hasil perundingan dapat dikatakan gagal, karena kurawa menolak mengembalikan separuh dari kerajaan Berisi tentang persiapan perang antara pandawa dan kurawaDronaparwa, Menceritakan Drona sebagai panglima perangKarnaparwa, Berisi tentang kematian Gatotkaca dan Abimanyu yang menyebabkan Arjuna dan Bima Menceritakan bahwa pada hari ke-18 Perang Baratayudha tinggal Salya, Aswathman, dan Duryudaa yang masih hidup, pada kesempatan ini salya tampil sebagai pimpinan perang namun kemudian tewas. Dari keluarga kurawa yang masih hidup tinggal Duryudana99 Saudaranya telah tewas. Ia menyesali segala perbuatannya dan bermaksud menyerahkan seluruh kerajaan pada Pandawa, ia bermaksud akan menjadi pertapa. Sikap yang demikian menjadi bahan ejekan oleh pengikutnya sehingga ia marah dan maju ke medan perang melawan bima, Namun akhirnya ia kalah dan tewas. Panglima yang masih hidup tinggal Aswathaman, kemudian ia memimpin menceritakan tindakan pengecut dari Aswathaman, ia menyusup ke erkemahan para pandawa dan berhasil membunuh banyak orang termasuk Derstumena yang telah menewaskan ayahnya. Ia kemudian melarikan diri ke hutan dan berlindung kepada begawan Wiyasa, namun demikian ia tetap dikejar oleh arjuna. Begawan Wiyasa dan Kresna berhasil melerai, Aswathaman akhirnya memilih menjadi Menceritakan bahwa Dhestarstra dan Gandhari, para pandawa. Kresna dan para istri pahlawan datang ke Kurusetra. Mereka menyesali apa yang telah terjadi. Semua pahlawannya gugur dibakar bersama dalam suasana kesedihan yang Setelah perang selesai para Pandawa tinggal di hutan selama satu bulan untuk membersihkan diri, Yudhistira tidak mau menjadi Raja, tetapi atas bujukan Wiyasa dan Kresna akhirnya bersedia kembali ke istana dan menjadi Berisi berbagai macam cerita yang berisi wejangan yang ditunjukan pada Yudhistira mengenai soal kebatinan dan kewajiban seorang Pada bagian ini diceritakan tentang selamatan aswamedha, dengan melepas seekor kuda dengan di ikuti oleh arjuna dan sejumlah prajurit, Setiap jengkal tanah tanah yang dilalui kuda adalah wilayah kekuasaan Yudhistira. Mereka yang menetang dihadapi oleh Arjuna dan Prajuritnya sampai ia menceritakan kehidupan Dhestarastra dan istrinya Gandhari, serta Kuntiibu Pandawa di dalam hutan sebagai pertapa sampai Bagian ini menceritakan kemusnahan Kerajaan Kresna karena terjadi perang saudara diantara keluarga yadawa, Yaitu rakyat kresna sendiri, Baladewa meninggal , sedangkan kresna sendiri terbunuh dihutan ketika sedang bertapa oleh seorang pemburu secara tidak Menceritakan setelah pandawa beberapa tahun memerintah, akhirnya mengundurkan diri dan mahkota diserahkan kepada Parikesitanak abimanyu atau cucu Arjuna. Dalam pengembaraan menuju hutan, satu persatu keluarga pandawa Menceritakan bahwa setelah para pandwa meninggal, roh mereka mula-mula masuk neraka untuk membersihkan diri dan akhirnya hidup kekal di syurga, sedangkan Kurawa mula-mula masuk syurga, namun kemudian hidup kekal di Neraka. Halaman Selanjutnya โฆ.. Sejarah Kerajaan Medang Kamulan Pages 1 2
Oleh Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jawa Tengah KOMPAS - Kerajaan Medang Kamulan merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah. Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur tepatnya di muara Sungai Brantas dengan Watumas sebagai ibu kotanya. Dilansir dari buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara 2009 oleh Deni Prasetyo, Kerajaan Medang Kamulan didirikan oleh Mpu Sindok setelah memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur sekitar abad ke-9 Masehi. Mpu Sindok sebenarnya keturunan raja-raja Dinasti Sanjaya yang berkuasa di Mataran Lama. Karena ada tekanan dari Sriwijaya dan bencana alam, Mpu Sindok memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur. Mpu Sindok kemudian merintis duinasti baru dengan gelar nama Mpu Sindok Isyanattunggadewa yang kemudian memerintah di Medang Kamulan selama satu abad. Sekaligus menjadi raja pertama di Kerajaan Medang juga Perkembangan Kerajaan Pajang dan Mataram Kejayaan Kerajaan Medang Kamulan Dalam pemerintahannya, Mpu Sindok bersama permaisuri, Sri Wardhani terus berusaha membuat rakyat Medang hidup sejahtera dan makmur. Mpu Sindok mulai membangun bendungan dan tanggul untuk meningkatkan pertanian. Setelah Mpu Sindok wafat, pemerintahan kerajaan digantikan oleh Sri Isyana Tunggawijaya selaku putri dari Mpu Sindok. Sri Isyana Tunggawijaya kemudian menikah dengan Raja Lokapala dan melahirkan anak laki-laki bernama Makutawangsawardhana yang kemudian naik takhta menggantikan ibunya. Makutawangsawardhana memiliki dua orang anak, yaitu putri bernama Mahendradatta yang terkenal karena kecantikannya dan Dharmawangsa Teguh. Putri Mahendradatta menikah dengan Raja Udayana yang memerintah di Bali dan kemudian melahirkan anak bernama Airlangga.
. 480 197 120 111 489 24 164 58